Sejarah Komunikasi Manusia, Definisi Komunikasi, dan Etika Komunikasi
Latar Belakang
Komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatus” yang berawal dari kata “communico”yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi ini mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak “hampa” atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Komunikasi yang berkualitas adalah yang efektif, maksudnya adalah bagaimana dalam sebuah proses interaksi komunikasi, pesan oleh komunikator dapat tersampaikan dengan baik, dan memberi efek pada si penerima pesan (komunikan). Komunikasi menjadi sebuah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan non verbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi disebut efektif apabila penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim. Agar pesan dapat tersampaikan secara efektif, maka yang pertama, kita harus mengusahakan agar pesan yang kita kirim mudah dipahami. Kedua, sebagai pengirim kita harus memiliki kredibilitas di mata penerima. Ketiga, kita harus berusaha mendapatkan umpan balik atau feedback secara optimal tentang pengaruh pesan kita bagi penerima. Dengan kata lain, seseorang harus memiliki kredibilitas dan keterampilan untuk mengirim pesan secara efektif.
Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Berbicara secara tatap muka, berbicara melalui telepon, mengirim surat biasa atau e-mail (electronic mail) atau fax kepada seseorang, sekelompok orang atau organisasi, adalah contoh-contoh dari tindakan komunikasi langsung. Sedangkan komunikasi tidak langsung adalah tindakan komunikasi yang dilakukan melalui perantara. Perantara tersebut bisa berupa media, seperti surat kabar, majalah, radio, tv, dan lain-lain, atau orang/kelompok/organisasi yang menyampaikan pesan ke pihak yang dituju.
Sejarah Komunikasi Manusia
Pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak ia lahir ke dunia.
Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Dengan demikian, komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan manusia. Everett M. Rogers (1986) dalam bukunya Communication Technology: the New Media in Society menyebutkan bahwa sejarah komunikasi diperkirakan dimulai sejak sekitar 35.000 tahun sebelum Masehi (SM). Pada zaman ini, yang disebut sebagai zaman Cro- Magnon, bahasa sebagai alat berkomunikasi sudah dikenal. Tiga belas ribu tahun kemudian atau sekitar tahun 22.000 SM, para ahli prasejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan karya komunikasi manusia pada zaman tersebut.
Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin yang masuk dalam kelompok ilmuilmu pengetahuan sosial, secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi menjadi 4 periode. Pertama, periode “tradisi retorika” yang dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Kedua, periode antara tahun 1990 sampai Perang Dunia II yang disebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi. Ketiga, periode setelah Perang Dunia II sampai tahun 1960-an umumnya periode ini disebut sebagai periode konsolidasi. Dan, periode keempat adalah periode teknologi komunikasi yang dimulai dari tahun 1960-an sampai sekarang.
Setiap periode memberikan karakteristik tersendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks peristiwa komunikasi yang diamati.
1) Periode Tradisi Retorika
Perkembangan lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri peradaban Yunani Kuno beberapa ratus tahun sebelum Masehi Sebutan, "komunikasi" dalam konteks arti yang berlaku sekarang ini belum dikenal saat itu. Istilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah retorika. Para ahli berpendapat bahwa studi retorika telah ada sebelum zaman Yunani (Golden, 1987; Foss, 1985; Forsdale, 1981. Pengertian retorika menurut Aristoteles, menunjuk pada segala upaya yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut, Aristoteles menyatakan bahwa retorika mencakup tiga unsur yang harus dilaksanakan sebagai seni berpidato, yaitu sebagai berikut.
a. Etos (kredibilitas sumber), tampilan karakter dan kredibilitas pembicara yang dapat memersuasi khalayak hingga mereka peduli dan percaya kepada pembicara. Kini etos merupakan metode yang paling efektif untuk membentuk karakter pembicara sebagai persuader yang diharapkan mampu mem- bangkitkan sikap kritis audiens agar percaya terhadap berbagai argumen yang diucapkan.
b. Pathos (menyangkut emosi/perasaan), artinya kemampuan pembicara untuk mengelola emosi ketika berbicara di depan publik. Pada umumnya, ketika orator berbicara di depan audiens memakai metafora atau perumpamaan, sehingga dapat menggugah audiens.
c. Logos (menyangkut fakta), artinya pengetahuan yang luas dan mendalam tentang pesan yang akan dikomunikasikan. yaitu struktur pesan harus logis dan rasional berbasis pada kekuatan argumentasi.
Dengan demikian, menurut Aristoteles, menuntut tiga faktor, yaitu kredibilitas pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi, kemampuan untuk merangsang emosi/ perasaan dari pihak sasaran, serta kemampuan untuk mengungkap fakta-fakta yang mendukung (logika).
2) Periode Pertumbuhan Ilmu Komunikasi (1900 – Perang Dunia II)
Pertumbuhan komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke-19.Sedikitnya ada tiga perkembangan penting yang terjadi pada masa ini. Yakni:
a. Penemuan-penemuan teknologi komunikasi seperti telepon, telegraph, radio, TV dll.
b. Perang dunia I dan II
Bidang studi komunikasi berkembang meliputi: hubungan komunikasi dengan institusi dan masalah-masalah politik kenegaraan seperti peranan komunikasi dalam kehidupan sosial
Komunikasi dan pendidikan seperti penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, ketrampilan komunikasi dan strategi komunikasi instruksional.
Penelitian komunikasi komersial seperti dampak iklan terhadap khalayak ramai. Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi di masa ini.Secara umum bidang-bidang studi komunikasi yang berkembang pada periode ini meliputi hubungan komunikasi dengan institusi dan masalah-masalah politis kenegaraan, peranan komunikasi dalam kehidupan sosial, analisis psikologi sosial komunikasi, komunikasi dan pendidikan, propaganda, dan penelitian komunikasi komersial. Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian-penelitian empiris dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Dibidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi instruksional, serta reading dan listening. Sementara di bidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainnya yang menyangkut industri media mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanan dan penyiaran {broadcasting).Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan konstribusi nyata terhadap perubahan sosial.
3) Periode Konsolidasi ( Perang Dunia II – 1960)
Periode setelah Perang dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai periode konsolidasi. Karena pada masa itu konsolidasi dari pendekatan ilmu komunikasi sebagi suatu ilmu pengetahuan sosial bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh tiga (3 hal) yakni:
1. Adopsi perbendaharaan istilah yang dipakai seragam.
2. Munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi.
3. Terdapat empat tokoh yang pokok-pokok pikirannya dipandang sebagai landasan bagi pengembangan teori-teori komunikasi, yaitu:
a. Harold D. Lasswell (ahli ilmu politik)
b. Paul F. Lazardfeld (ahli sosiologi)
c. Kurt Lewin & Carl Hovland (psikologi sosial)
d. Ke-empatnya oleh Wibur Schramm disebut sebagai the founding fathers
Wibur Schramm mendirikan institute of communication Research tahun 1947 di Illinois, Amerika serikat, merupakan lembaga pendidikan tinggi ilmu komunikasi yang pertama. Disebut para perintis ilmu komunikasi karena pokok-pokok pikiran mereka dipandang sebagai landasan bagi pengembangan teori-teori komunikasi.
Wilbur Schramm sendiri dinilai sebagai institutionalizer yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan komunikasi sebagai bidang kajian akademis.Karena jasanyalah pengembangan bidang kajian komunikasi menjadi suatu disiplin ilmu sosial yang mapan dan melembaga menjadi terealisasi.Sementara itu dua tokoh lainnya yakni Claude E. Shannnon dan Norbert Wiener disebut sebagai insinyurinsinyur komunikasi.
Istilah Mass Communication (Komunikasi Massa) dan Communication Research (Penelitian Komunikasi) muali banyak dipergunakan. Cakupan bidang studi komunikasi mulai diperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran: komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan organisasi, dan komunikasi macro-social serta komuniaksi massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terjadi di seluruh negara, termasuk negara-negara berkembang, studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam proses perubahan sosial, difusi inovasi, juga mulai banyak dilakukan.
4) Periode Teknologi Komunikasi (1960 – sekarang)
Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin telah mulai memasuki periode take off (tinggal landas) sejak tahun 1950. Secara institusional, kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarang ini tercermin dalam beberapa indikator, yaitu:
a. jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju seperti AS, tetapi juga negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Afrika.
b. asosiasi-asosiasi profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak tidak saja dalam jumlah, tetapi juga cakupan keanggotaannya yang regional dan internasional.
c. semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi. Dalam bidang keilmuan, kemajuan disiplin ilmu komunikasi ini juga tercermin dengan:
1) semakin banyak literatur komunikasi seperti buku-buku/jurnal-jurnal, hasil-hasil penelitian ilmiah ataupun terapan, monografis, dan bentuk-bentuk penerbitan lainnya.
2) semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi komunikasi.
3) semakin banyaknya teori-teori dan model-model komunikasi yang dihasilkan para ahli.
Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126 definisi, sekitar 50 teori dan 28 model komunikasi (Dance,1982; Littlejohn, 1989; MCQuail & Windahi, 1981; Forsdale, 1981).
Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor, yaitu:
1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR, TV cable, Parabola, video home computers, satelit komunikasi, teleprinter, videotext, laser vision, dan alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya.
2) tumbuhnya industri media yang tidak hanya bersifat nasional, tetapi juga regional dan Global
3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global/internasional, khususnya dalam konteks center periphery (pusat dan sekelilingnya/pinggirannya)
4) semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara, serta (5) semakin meluasnya proses demokrasi (liberalisasi) ekonomi dan politik. Sebagai akibatnya, studi-studi komunikasi yang banyak dilakukan (khususnya di negaranegara maju seperti AS) cenderung difokuskan pada proses dan dampak sosial penggunaan teknologi media komunikasi, arus penyebaran dan pemusatan informasi regional dan global (misalnya transborder data flow), aspek-aspek politik dan ekonomi informasi, kompetisi antarmedia, dampak sosial dan teknologi interaktif sepérti komputer, komunikasi manusia, mesin, dampak telekomunikasi terhadap hubungan antarbudaya, serta aspek-aspek yang menyangkut manajemen informasi. Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan karena disadari bahwa informasi di masa sekarang ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai tambah.
Definisi Komunikasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “Komunikasi” yaitu; pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak.
Menurut Webster New Collogiate Dictionary menjelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambanglambang,tanda-tanda atau tingkah laku”.
Menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya berbagi yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya
Setiap orang tentunya memiliki pendapat yang berbeda tentang definisi dari komunikasi itu sendiri. Beberapa pakar komunikasi mendefinisikan makna(arti) dari istilah komunikasi, diantaranya:
• Harold Dwight Lasswell :
Mengemukakan bahwa ada lima komponen dalam komunikasi,yaitu:
- Who (Siapa / komunikator)
- Says what (Bicara apa / isi dari pesan yang disampaikan oleh komunikator) - In which channel (Di saluran mana / media apa yang digunakan komunikator dalam menyampaikan pesan)
- To whom (Kepada siapa pesan itu disampaikan / Komunikan) - With what effect (Dengan pengaruh apa / reaksi si penerima pesan)
• Claude E. Shannon dan Warren Weaver :
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas bentuk komunikasinya (dapat menggunakan komunikasi jenis verbal ataupun non-verbal).
• M. Djenamar, SH :
Komunikasi adalah seni untuk menyampaikan informasi atau ide-ide seseorang kepada orang lain.
• Berelson dan Steiner: menekankan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian, yaitu penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain.
Ilmu komunikasi juga merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, yang berarti tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada intinya tetap saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi tersebut sejalan dengan perkembangannya ilmu komunikasi.
Berdasarkan definisi-definisi tentang komunikasi yang telah disebutkan di atas, bahwasannya dapat diperoleh suatu gambaran bahwa komunikasi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1) Komunikasi adalah suatu proses
Artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
2) Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
3) Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku komunikasi yang terlibat.
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan saling mempunyai perhatian yang sama terhadap suatu topik atau pesan yang disampaikan.
4) Komunikasi bersifat simbolis
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambing/simbol. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah Bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat,angka-angka atau tanda-tanda lainnya, namun bisa juga dalam bentuk non-verbal.
5) Komunikasi bersifat transaksional
Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima.
6) Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama (virtual). Faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi karena dengan adanya berbagai alat telekomunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain,dapat mempermudah seseorang untuk berkomunikasi meskipun dari jarak jauh.
Etika Berkomunikasi
Etika berasal dari bahasa yunanai yaitu “ethos” yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah di lakukan. Menurut para pakar ada beberapa definisi terkait etika antara lain:
1. Ruslan menerangkan etika merupakan studi tentang “benar atau salah” dalam tingkah laku suatu perilaku manusia moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku (Ruslan, 2008).
2. K. Bertens mendefinisikan etika adalah tentang apa yang bisa di lakukan atau ilmu tentang adat (Artika, 2017)
Etika komunikasi dalam implementasinya antara lain dapat diketahui dari komunikasi yang santun,hal ini merupakan cerminan dari kesantunan kepribadian personal. Komunikasi di ibaratkan seperti urat nadi penghubung kehidupan, sebagai salah satu ekspresi dari karakter, sifat atau tabiat seseorang untuk saling berkomunikasi, mengidentifikasikan diri serta kerja sama. Etika komunikasi tidak hanya berkaitan dengan tutur kata yang baik, melainkan juga harus dari niat yang tulus yang di ekpresikan dari ketenangan, kesabaran, dan empati individu dalam berkomunikasi.
Komunikasi yang beretika kini tentu saja menjadi persoalan penting dalam penyampaian aspirasi, dalam keseharian eksitensi penyampaian aspirasi masih sering di jumpai sejumlah hal yang mencemaskan dari perilaku komunikasi yang kurang santun. Etika komunikasi sering terpinggirkan di karenakan etika komunikasi belum membudaya sebagai urat nadi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dalam Al-Qur’an etika komunikasi mencakup beberapa hal di antaranya:
a. Perkataan yang benar (qaulan sadida)
b. Perkataan yang sampai atau membekas (qaulan baligha)
c. Perkataan yang baik (qaulan ma’rufa)
d. Perkataan yang mulia (qaulan karima)
e. Perkataan yang lembut (qaulan layyina)
f. Perkataan yang ringan (qaulan maysura)
Etika komunikasi sebagai kontrol virtual ini merupakan suatu kondisi dari komunikasi yang nantinya akan menjamin kepada tercapainya sifat-sifat umum akan norma-norma yang bisa di terima dengan demikian etika komunikasi merupakan sebuah upaya yang dapat di gunakan untuk menerjemahkan teori tindakan komunikatif guna menjaga dan menjamin pada terciptanya stabilitas sosial dalam masyarakat yang plural.
Hakikat dan peranan etika dalam komunikasi yaitu: proses dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan mempunyai maksud dan makna. Artinya dalam penyampaian pesan tersebut perlu adanya etika atau aturan, hal ini agar pesan komunikasi yang ingin di sampaikan memiliki kesamaan makna baik dari komunikator maupun komunikan.
Larry A. Samover menyatakan dengan istilah: “we cannot not communicate” yang berarti kita tidak dapat tidak berkomunikasi. Manusia tidak bisa lepas dari interaksi kepada sesama, sehingga dalam islam juga di tetapkan aturan main (kaifiyah) dalam berkomunikasi yang di cantumkan dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi
Saw. Al-Qur’an di turunkan kepada umat manusia memiliki sifat sebagai makhluk yang memerlukan komunikasi, sehingga Al-Qur’an memberikan tuntunan komunikasi kepada manusia, dalam berkomunikasi islam menekankan pada nilai sosial, religius, dan budaya.
Etika Komunikasi dalam prespektif islam, merupakan bagian penting yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia, karena setiap gerak langkah manusia selalu di sertai dengan etika dan komunikasi, etika komunikasi yang di maksud adalah etika komunikasi yang berakhlaqul karimah atau ber-etika.
Proses aktifitas etika komunikasi sangat penting sebab etika adalah standar nilai yang harus di jadikan acuan dalam berbuat, bertindak, dan berperilaku secara sederhana, orang yang tidak memahami dan mematuhi aturan yang berlaku di nilai tidak mempunyai etika dalam tindak tanduknya. Sebaliknya orang yang senantiasa tunduk kepada norma yang berlaku dapat di katakan orang yang ber-etika. Tanpa ada suatu komunikasi yang baik maka seseorang itu dinyatakan tidak mempunyai etika yang cukup baik, seorang komunikan terlebih dahulu harus mempunyai etika yang baik dan komunikasi yang baik pula sebagai pendukungnya.
Kesimpulan
Komunikasi dimulai sejak zaman dunia ini diciptakan, manusia pertama kali berkomunikasi dengan suara, kata-kata, tulisan, gestur tubuh, gambar,menggunakan hewan seperti burung untuk mengirim pesan sampai sekarang berkembang ke berbagai cara berkomunikasi yang modern. Para ahli semua sependapat bahwa berkomunikasi harus memiliki tata aturan agar informasi atau pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator (pengirim pesan) tersampaikan dengan baik dan dapat dipahami oleh komunikan (penerima pesan). Dalam berkomunikasi terdapat etika yang harus perhatikan agar komunikasi berjalan dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebagai makhluk sosial berkomunikasi merupakan hal pokok karena jika tidak berkomunikasi dengan baik, kita akan mengalami kesulitan dalam beradptasi dengan lingkungan maupun dengan alam.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin Ihsan, Novi Febriyanti. "Etika Komunikasi Sebagai Kontrol Kesalehan Virtual Dalam Perilaku Bermedia Masyarakat di Era Digital". Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial. 02, No. 01 (2021). 24-35. (Diakses September 19, 2021) A Manna. (2019) Etika Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Budi, Rayudaswati. Pengantar Ilmu Komunikasi. Makassar: KRETAKUPA Print. 2010.
A. Fikri, Fakultas Dakwah dan komunikasi Kepada Dosen Melalui Smartphone. Diakses Pada 19 September 2021, dari http://core.ac.uk>pdf
Dr. Dra. Erni Muniarti, M.Pd. Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi. Modul 3.
Everett M. Rogers. Communication Technology. New York: The Free Press, 1986.
Karyaningsih, Ponco Dewi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Samudra Biru. 2018.
Komunikasi. 2016. Pada KBBI Daring. Diambil 18 Sep 2021, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/komunikasi
Mas, Sitti Roskina. (2020). Komunikasi Dalam Organisasi (Teori dan Aplikasi). Gorontalo: UNG Press.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remadja Rhosdakarya, 2005.
Onong Uchjana Effendi. Komunikasi dan Modernisasi. Bandung; Mandar Maju, 2005.
Rahmanita ginting, Agus yulistiono dkk. Etika komunikasi Dalam Media Sosial Saring Sebelum Sharing, Cirebon: Penerbit Insania Grup Publikasi Yayasan Insan Shoqidin Gunung Jati Anggota IKAPI. 2021.
Sasa Djuarsa Sendjaja, Materi Pokok IKOM4130/3SKS/Modul 1-9; Pengantar Komunikasi, Jakarta; Universitas Terbuka, 1993.
Sasa Djuarsa Sendjaja, Materi Pokok IKOM4230/3SKS/Modul 1-9: Pengantar Komunikasi, Jakarta; Universitas Terbuka,1994.
Komentar
Posting Komentar