Semiotika



Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda, berfungsinya sebuah tanda, dan produksinya sebuah makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Tanda-tanda tersebut mampu menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif sehingga tanda tersebut mampu menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan seseorang.[1]
Istilah semiotics, diperkenalkan oleh Hippocrates (460-377 SM) yakni penemu cabang ilmu kedokteran dan ilmu medis Barat seperti ilmu gejala-gejala. Gejala dalam bahasa Yunani memiliki kata semeion dan menurut Hippocrates berarti merupakan sebuah “penunjuk” atau “tanda” fisik.[2]
Semiotik dan semiologi sampai saat ini masih sering dipakai dan memiliki pemahaman yang sama. Semiologi merupakan ilmu tanda yang familiar di Eropa, sedangkan semiotik ilmu tanda yang familiar di Amerika. Semiologi disebut berfikir tentang Saussurean. Dalam penerbitan-penerbitan Prancis, istilah semiologi kerap dipakai. Sedangkan semiotik digunakan dalam kaitannya dengan karya Charles Sanders Peirce dan Charles Morris. Namun semiotik maupun semiologi, keduanya tidak dapat saling menggantikan karena sama-sama digunakan untuk mengacu kepada ilmu tentang tanda.[3]
Ilmu semiotik bermula dari ilmu linguistik dengan tokoh Ferdinand de Saussure (1857-1913). Saussure dikenal sebagai bapak linguistik tetapi juga dikenal sebagai tokoh semiotik dalam bukunya Course in General Linguistics (1916). Selain itu ada tokoh penting dalam semiotik adalah Charles Sanders Peirce (1839-1914) seorang filsuf Amerika. Charles Williams Morris (1901-1979) yang mengembangkan behaviourist semiotics.
Hal yang paling mendasar dari semiotik adalah konsep tentang tanda. Tidak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda, tetapi dunia juga terdiri atas tanda-tanda. Karena dalam pandangan semiotik segala sesuatu terdiri atas banyak tanda. Maka jika tidak ada tanda, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya dengan realitas atau keadaan yang ada disekitarnya.[4]




[1] Sumbo Tinarbuko, Semiotik Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2013), h. 12-16.
[2] Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotik dan Teori Komunikasi  (Yogyakarta: Jalasurta, 2010), h. 7.
[3] Yoyon Mudjiono, “Kajian Semiotik Dalam Film,” Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No, April 2011 ISSN: 2008-981X, (Surabaya, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 2011), h. 128.
[4] Sobur, Semiotik Komunikasi, h. 13.

Komentar

Postingan Populer