SOSIOLOGI
STRATIFIKASI
SOSIAL
PENDAHULUAN
Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena penulis menyadari bahwa berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan
laporan, mengenai stratifikasi sosial. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk pengembangan wawasan
dan meningkatan ilmu pengetahuan untuk para pembaca.
Penulis mengambil masalah mengenai PSK (Pekerja Seks
Komersial), alasan penulis mengapa mengambil pembahasan mengenai PSK, kerena PSK
merupakan suatu identitas sosial yang nyata hadir dalam kehidupan masyarakat
manapun. Sebenarnya ada banyak istilah yang disebutkan kepada perempuan yang melakoni
profesi ini. Sebenarnya di dalam germerlap dunia malam bukan hanya para perempuan
saja namun kaum laki – laki ada juga yang memiliki profesi sama seperti ini
namun sebutan untuk kaum laki – laki ”Gigolo”. Dalam hal ini penulis lebih
menekankan kepada PSK (Pekerja Seks Komersial).
Indikator
PSK (Pekerja Seks Komersial) ini memiliki kelas – kelas
yang signifikan, di daerah tegalrotan Sawah Baru dan Sawah Lama, Bintaro Jaya :
Kelas antar PSK
|
Klasifikasi Tarif Perjam
|
Bawah
|
Rp 50,000 – Rp
150,000
|
Menengah
|
Rp 150,000 – Rp
300,000
|
Atas
|
Rp 300,000 – ± Rp 1,000,000
|
Dari data yang saya paparkan, dapat di ambil kesimpulan
mengenai stratifikasi sosial di kalangan PSK (Pekerja Seks Komersial). Banyak
faktor yang melatar belakangi terjadinya stratifikasi dikalangan PSK sepert
faktor : usia, karakter wajah, kegadisan mereka, postur tubuh, dan babarapa
faktor lainnya. Semakin cantik PSK itu, maka semakin mahal pula harga yang
ditentukan.
Prespektif
Pada dasarnya PSK datang dari kalangan kelas bawah dan
menegah . mereka memilih profesi sebagai PSK karena pada awalnya profesi ini
adalah jalan tercepat untuk menraih kekayaan dan gengsi sosial pada lapisan
masyarakat. Sampai saat ini profesi PSK
sebagai sarana untuk menopang keadaan perekonomian di dalam keluarga mereka,
dan terkadang konflik yang terjadi dalam keluarga dapat menjadi faktor
pendorong untuk menjadi seorang PSK, karena profesi ini bisa menjadi sarana
untuk menghibur diri. Memperhatikan keadaan ini dapat dikatakan ada banyak
faktor yang melatar belakangi mereka. Ada faktor individu , sosial yang
mengiringi mereka untuk menjalani kehidupan sebagai PSK. Penulis menarik garis
besar yang menyebabkan mereka menjadi PSK, yakni di latar belakangi dengan
Konflik.
Metode
Penulis
melakukan observasi ini pada hari jum’at 11 November 2011 pukul 19.00 WIB -
23:30 WIB, di daerah Tegalrotan, Sawah Baru dan Sawah Lama, Bintaro Jaya. Pada
observasi ini saya tidak melakukan sendiri, tetapi saya bersama teman yang tau
sedikit mengenai daerah Tegalrotan. Untuk mendapatkan
data yang riil saya mencoba melakukan observasi langsung ke daerah Tegalrotan,
Sawah Baru dan Sawah Lama, Bintaro Jaya. Untuk mendapatkan data mengenai PSK
ini penulis melakukan wawancara ke narasumber sekitar, Ibu RT setempat dan Pak
Endang. Penulis juga melakukan interaksi dengan PSK walaupun interaksi yang
penulis lakukan mendapatkan respon yang
kurang baik.
Untuk berinteraksi dengan PSK saya mencoba singgah ke
salah satu warung remang – remang didaerah Tegalrotan. Sambil menikmati segelas
kopi hangat bersama seorang teman.
ANALISIS
Dalam
dunia PSK ada dua kategori yang menurut penulis termasuk stratifikasi sosial,
pertama PSK yang terorganisir oleh mucikari, para PSK yang berada di bawah
naungan mucikari lebih terawat dan lebih mudah mendapatkan laki – laki hidung
belang yang lebih berkelas. Sedangkan katagori yang kedua, PSK yang individu
mereka lebih sulit mendapatkan laki – laki hidung belang dikarenakan mereka
harus lebih aktif dan lebih agresif dalam mencari laki – laki hidung belang,
PSK pada tipe ini lebih di dominasi oleh para wanita yang kurang berkelas dan
kurang terawat.
Menuru
kesaksian Pak Endang, “Para PSK di wilayah Tegalrotan ini, mulai beroperasi
pada pukul 20.00 – menjelang azan shubuh. PSK di wilayah tegalrotan ini
memiliki latar belakang pendidikan yang sangat minim, seperti SMP/SMA. Para PSK
di wilayah Tegalrotan ini bukan hanya berasal dari daerah Tegalrotan melainkan
PSK ini berasal dari beberapa wilayah”. “Munculnya PSK di daerah Tegalrotan
berawal dari pembangunan Tol di daerah tersebut, pada mulanya PSK tidak ada
namun setelah munculnya Tol para PSK dan
warung remang - remang mulai bermunculan. Sebenarnya masyarakat sekitar sangat
resah dengan adanya PSK di daerah tersebut yang membuat citra daerah ini
menjadi kurang baik. Segala upaya di lakukan masyarakat dengan menutup warung
remang – remang, memberikan nasehat, dan memberikan pengetahuan tentang ilmu
agama kepada mereka. Dan dari pihak aparat mengadakan razia, dan penyuluhan
kepada PSK itu sendiri, namun tetap saja para PSK itu membangkang”,hasil
wawancara dengan Ibu RT setempat.
PSK
di wilayah tegalrotan ini memiliki banyak faktor yang melatar belakangin mereka
untuk menjadi seorang PSK, seperti : faktor ekonomi yang kian hari membelit
kehidupan mereka, keluarga, dan faktor pergaulan. Faktor ekonomi menjadi faktor
dominan yang melatar belakangi mereka untuk menjadi seorang PSK. Keluarga
memang bisa menjadikan mereka seorang PSK, dari beberap indikator keluarga terkadang
yang menjadikan mereka seorang PSK. Sedangkan faktor pergaulan adalah kehidupan
sosial dikalangan teman yang menyebabkan mereka, jikalau mereka tidak bisa
mengikuti arus dalam pergaulan mereka dikatakan cupu.
Komentar
Posting Komentar