KOMUNIKASI



FUNGSI DAN TUJUAN KOMUNIKASI SERTA
PRINSIP DASAR KOMUNIKASI YANG EFEKTIF




A.     Fungsi Komunikasi.

Para pakar komunikasi mengemukakan fungsi yang berbeda beda, meskipun adakalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih di antara pendapat tersebut.

a.       Fungsi Pertama : Komunikasi Sosial.
Fungsi komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan,serta terhindar dari tekanan dan ketegangan.

1)     Pembentukan Konsep Diri.
Konsep diri ialah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya kita peroleh lewat informasi yang diberikan oleh orang lain kepada kita.
2)     Pernyataan Eksistensi Diri.
Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis, apabila kita berdiam diri, maka orang lain akan memperlakukan kita seolah olah tidak ada.
3)     Untuk Kelangsungan Hidup, Memupuk Hubungan, dan Memperoleh Kebahagiaan.
Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologis kita Kebutuhan yang secara hakiki adalah kebutuhan pokok seperti makan dan minum (Ilmu Komunikasi, Daryanto),  dan kebutuhan psikologis seperti sukses dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula, kita dapat memenuhi kebutuhan emosional dan meningkatkan kesehatan mental.
Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komuniksasi dilakukan untuk pemenuhan diri untik merasa terhibur, nyaman dan tenteramdengan diri snediri dan juga orang lain.

b.      Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif.
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan sendiri ataupun kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan memengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut instrument untuk menyampaikan perasaan – perasaan (emosi) kita. Perasaan – perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan – pesan nonverbal. Perasaan sayang, perduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, dan benci dapat disampaikan lewat kata – kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. Emosi juga dapat disalurkan lewat puisi, lagu, tarian, lukisan, dan pemberian bunga maupun drama.
c.       Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual.
Komunikasi ritual bisa dilakukan secara kolektif. suatu komunikasi  sering melakukan upacara – upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, para antropolog menyebutnya dengan  riset of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan. Kini kegiatan olahraga pun sudah menjadi komunikasi ritual, misalnya Olimpiade, Piala Dunia, Sepak Bola, dan PON. Dalam acara – acara itu, orang mengucapkan kata – kata atau menampilkan perilaku – perilaku tertentu yang bersifat simbolik.

d.      Fungsi Keempat : Komunikasi Intrumental.
Dalam komunikasi instrumental ini mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakin, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur. Apabila diringkas ke semua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersikap persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasi dalam arti pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak untuk diketahui. Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.

B.     Tujuan Komunikasi

Ada empat tujuan komunikasi yang dikemukakan dalam pembehasan kali ini. Tujuan komunikasi dapat disadari ataupun tidak. Meskipun teknologi komunikasi berubah dengan cepat dan drastis, tujuan komunikasi pada dasarnya tetap sama bagaimanapun hebatnya revolusi elektronika dan revolusi – revolusi lain yang akan datang.[1]

a.       Menemukan.
Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri (personal discovery). Apabila berkomunikasi dengan orang lain, anda belajar mengenal diri sendiri selain juga orang lain. Kenyataannya, persepsi diri anda sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah anda pelajari tentang diri sendiri dari orang lain. Hal tersebut tentu didapatkan dari komunikasi kita dengan orang lain dalam perjupaan antar pribadi.
Dengan berbicara  kepada orang lain, kita memperoleh umpan balik.
Cara lain di mana kita melakukan penemuan diri adalah melakukan proses perbandingan social, melalui proses perbandingan sosial, artinya kita mengevaluasi diri sendiri dengan cara membanding diri kita dengan orang lain.

b.      Berhubungan.
Berhubungan dengan orang lain , membina dan memelihara hubungan dengan orang lain adalah suatu hal yang harus kita lakukan, untuk membina dan memelihara hubungan sosial.

c.       Meyakinkan.
Media massa dapat meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya dana dari iklan, yang diarahkan untuk mendorong kita melakukan suatu tindakan.

d.      Bermain.
Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi untuk bermain dan menghibur diri. Demikian pula banyak perilaku komunikasi  kita yang dirancang untuk menghibur orang lain, adakalanya hiburan ini merupakan tujuan akhir , namun hiburan ini bukan tujuan akhir yang semestinya karena kita dapat mencapai tujuan tujuan lain.

Tentu saja, tujuan komunikasi bukan hanya ini, masih banyak tujuan komunikasi yang lain. Tetapi keempat tujuan yang disebutkan di atas merupakan tujuan – tujuan utama. Oleh karena itu, setiap komunikasi didorong oleh kombinasi beberapa tujuan bukan hanya satu tujuan saja.

C.      Prinsip Dasar Komunikasi Yang Efektif

Manusia telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun. Sebagian besar waktu digunakan untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, ketika menusia dilahirkan ia tidak dengan sendirinya memiliki kemampuan komunikasi yang efektif. Komunikasi bisa dianggap efektif jika memiliki lima hal, yaitu; pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik, dan tindakan. (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss)[2]

a.       Informasi yang menghasilkan pengertian.
Pengertian disini memiliki arti penerima yang cermat dari isi pesan seperti yang dimaksud oleh pemberi/sumber pesan. Betapa sering kita bertengkar karena pesan disalah artikan.
b.      Informasi yang menghasilkan kesenangan.
Tidak semua komunikasi ditujukkan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Ketika mengucapkan “Selamat pagi?”, kita tidak bermaksud untuk mencari keterangan/informasi. Komunikasi ini dimaksud untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi seperti inilah yang membuat hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
c.       Informasi yang memengaruhi sikap.
Komunikasi seperti ini tanpa kita sadari adalah komunikasi yang sering kita lakukan. Komunikasi ini disebut juga komunikasi persuasi. Misalnya, khotib membangkitkan sikap beragama dan mendorong jamaah agar beribadah dengan baik.
d.      Menghasilkan hubungan sosial yang lebih baik.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Philip G Zimbardo membuktikan bahwa kurangnya komunikasi (tingginya anominitas/tidak saling mengenal) menjadikan orang menjadi agresif, senang mencuri, merusak dan kurang memiliki tanggung jawab sosial.
Jika orang gagal menumbuhkan hubungan interpersonal, banyak hal yang terjadi, kata Vance Pakard (1974). Ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, menderita “fligh syndrome” (ingin melarikan diri dari lingkungan).
e.       Menghasilkan tindakan nyata.
Komunikasi yang menimbulkan pengertian memang sukar, jauh lebih sukar lagi komunikasi persuasive yang menghasilkan tindakan nyata atau yang mendorong orang untuk bertindak. Namun demikian, keberhasilan komunikasi bisa diukur dari tindakan nyata yang dihasilkan. Karena untuk menghasilkan tindakan, kita haru berhasil menanamkan pengertian , membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif dari seluruh proses komunikasi.

D.     Karakteristik Sumber

Agar komunikasi efektif, maka cara penyampaian pesan atau informasi perlu dirancang secara cermat sesuai dengan karakteristik komunikan maupun keadaan di lingkungan sosial yang bersangkutan. Jalaluddin Rakhmat mengatakan bahwa keberhasilan komunikasi sebagian ditentukan oleh kekuatan pesan. Dengan pesan, seseorang dapat mengendalikan sikap dan perilaku komunikan. Agar proses komunikasi terlaksana secara efektif, maka perlu dipertimbangkan berbagai teknik sebagaimana diuraikan berikut ini.[3] Pesan satu sisi (one sided) ataukah  dua sisi (two sided). Hal ini berkaitan dengan cara, mengorganisasikan pesan. Organisasi pesan satu sisi, ialah suatu cara berkomunikasi dimana komunikator hanya menyampaikan pesan-pesan yang mendukung tujuan komunikasi saja.
 Sedangkan pesan dua sisi, berarti selain pesan yang bersifat mendukung, disampaikan pula counter argument, sehingga komunikan diharapkan menganalisis sendiri atas pesan tersebut. Apakah dalam menyampaikan pesan itu diorganisasikan secara satu sisi atau dua sisi, tentulah harus disesuaikan dengan karakteristik. Sedangkan pesan dua sisi, secara teoritis lebih efektif dikarenakan pada karakteristik pola komunikasi sebagai berikut:

a.         Pada awalnya komunikan tidak sepakat dengan komunikator.[4]
b.         Komunikan menyadari argument yang berlawanan sebelum  penyajian pesan, atau sewaktu pesan akan disampaikan.
c.          Komunikan memiliki latar pendidikan yang baik (tinggi).
d.         Komunikator menginginkan kejujuran, keterbukaan, serta objektif dalam pesannya dan tidak terlalu menghiraukan hasil komunikasi.
Dalam menyampaikan pesan, seorang komunikator tidak perlu terlalu ambisi untuk mencapai hasil segera. Untuk dapat mempengaruhi komunikan secara efektif, penyampaian pesan perlu memperhatikan langkah-langkah:[5]
1.    Attention (perhatian) Artinya bahwa pesannya harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian dari komunikan.

2.   Need (kebutuhan) Artinya bahwa komunikator kemudian berusaha meyakinkan komunikan bahwa pesan yang disampaikan itu penting bagi komunikan.

3.      Satisfaction (pemuasan), dalam  hal ini komunikator memberikan bukti bahwa yang disampaikan adalah benar.

4.           Visualization (visualisasi) komunikator memberikan bukti-bukti lebih konkret sehingga komunikan bisa turut menyaksikan.

5.     Action (tindakan), komunikator mendorong agar komunikan bertindak positif yaitu melak-sanakan pesan dari komunikator tersebut.
Cara penyampaian pesan memang berpengaruh terhadap keefektifan proses komunikasi. Cara penyampaian yang baik, akan memudahkan komunikan dalam menerima dan memahaminya.

E.      Bentuk dan Penyajian Pesan

Bentuk-bentuk komunikasi:
a.       Komunikasi Interpersona:
-    Komunikasi Intrapersona: proses komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang.
Contoh: Seseorang sedang duduk menyendiri merenungi nasibnya, secara fisik ia diam saja seperti tidak melakukan komunikasi, tetapi di dalam dirinya berlangsung proses komunikasi dengan dirinya sendiri.

-       Komunikasi Antarpersona: proses komunikasi yang berlangsung antara individu satu dengan individu lain.
Contoh: Seseorang bertemu dengan teman lama kemudian saling bertukar cerita dan berbagi.

b.      Komunikasi Kelompok: proses komunikasi yang berlangsung pada suatu kelompok manusia.
-       Komunikasi Kelompok Kecil: proses komunikasi yang berlangsung dan dimungkinkan terjadi dialogis.
Contoh: ceramah, diskusi panel[6], simposium, forum, seminar, kuliah.

-        Komunikasi  Kelompok Besar: proses komunikasi yang berlangsung dan tidak dimungkinkan terjadi dialogis.
Contoh: kampanye, rapat raksasa, demonstrasi mahasiswa.

c.       Komunikasi Massa: jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang  tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Contoh: pers (surat kabar, tabloid, dll.), radio, televisi.

Pesan:
-       Bentuk Pesan:
Bentuk yang sama dapat memiliki arti yang berbeda, karena semua tergantung pada budaya setempat. Sebuah lambang komunikasi digunakan untuk merujuk pada obyek yang dimaksud oleh para penggunanya.

-       Makna Pesan:
Makna yang sama dapat disampaikan dengan bentuk pesan yang berbeda, karena semua memiliki alternatif pilihan penyampaian yang memiliki makna yang sama. Makna pesan yang sama dapat disampaikan dalam lambang komunikasi bahasa tubuh dan bahasa lisan.

-       Penyajian Pesan:
Penyajian pesan memiliki struktur untuk menyampaikan makna pesan yang sama, karena dalam penyampaian makna pesan dapat dilakukan melalui banyak cara yang berbeda. Walaupun pesan dapat disampaikan dengan berbagai struktur penyajian pesan tanpa merubah makna pesan, tetapi cara penyajian pesan sangat menentukan makna pesan.
Jadi betapa pentingnya cara kita mengatakan sesuatu, agar lawan bicara kita bertindak sesuai dengan yang kita harapkan.
Walaupun dalam ilmu komunikasi pesan dipilah menjadi 3 bagian utama seperti tersebut diatas, namun kita menggunakan ketiganya ini secara keseluruhan dan menjadikan pesan tersebut menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.

F.      Karakteristik Komunikan

Penerima pesan oleh komunikan ditentukan oleh karakteristik komunikan, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, latar belakang kultural, pengalaman hidup dan sebagainya. Karena itu efektivitas komunikasi sangat dipengaruhi oleh ketepatan dalam mengidentifikasi sasaran.
Untuk mencapai hasil komunikasi yang baik, komunikator harus mampu berbicara sesuai dengan karakteristik komunikan. Sebagai contoh, tentu saja komunikator tidak akan mencapai hasil yang baik apabila ia berbicara tentang bisnis kepada seorang anak lulusan Sekolah Dasar dengan menggunakan banyak istilah teknis yang tidak sesuai dengan tongkat pengetahuan dan daya tangkap anak tersebut.[7]

G.     Karakteristik  Komunikator

Dalam proses komunikasi, komunikator memegang peran yang sangat penting untuk tercapainya komunikasi efektif. Komunikator se-bagai personal mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap ko-munikan, bukan saja dilihat dari kemampuan dia menyampaikan pesan, namun juga menyangkut berbagai aspek karakteristik komunikator.[8]
Beberapa karakteristik komunikator yang efektif, dapat di sebutkan sebagai berikut:
-       Kredibilitas
Ialah kewibawaan seorang komunikator di hadapan komunikan. Kredibilitas berkaitan dengan bagaimana para pemimpin memperoleh kepercayan  dan keyakinan dari orang-orang  yang dipimpinnya. Kredibilitas pada hakikatnya  adalah  seperangkat  kesan  komunikan  (penerima  pesan)  terhadap  sifat  komunikator.  Dalam  perusahaan  pemimpin  yang  tidak  punya  kredibilitas  sulit mempengaruhi  bawahannya.  Bagaimana  bawahan  akan melaksanakan  apa  yang disampaikan  pemimpin,  jika  dia  tidak  percaya  pada  pimpinanya.  Komunikasi akan mudah disampaikan oleh orang yang punya kredibilitas tinggi. 
-       Daya tarik
Hal ini berkenaan dengan keadaan yang menunjukkan penerima melihat komunikator sebagai seorang yang disenangi dalam bentuk peranan yang memuaskan.
Alexis Tan mengemukakan bahwa dimensi daya tarik diukur dengan similarity (kesamaan), familiarity (keakraban) dan proximity (kesukaan).[9]
Satu lagi daya tarik komunikator, yaitu daya tarik fisik (physical attarctiviness). Artinya, bahwa daya tarik fisik seorang komunikator, memudahkan tercapainya simpati dan perhatian dari komunikan.


-       Kekuasaan
Artinya seorang komunikator yang memiliki kekuasaan relatif lebih mudah mempengaruhi bawahannya. Ada rasa sungkan di kalangan bawahan terhadap komunikator yang memiliki wewenang atau kekuasaan.
-       Kemampuan intelektual
Ialah tingkat kecakapan, kecerdasan, dan keahlian seorang komunikator.
-       Integritas
Yaitu keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas perkantoran sehari-hari. Komunikator yang memiliki keterpaduan, kesesuaian antara ucapan dan tindakannya akan lebih disegani oleh komunikan.
-       Kepercayaan
Jika komunikator dipercaya oleh komunikan maka akan lebih mudah menyampaikan pesan dan mempengaruhi sikap orang lain.
-       Kepekaan social
Suatu kemampuan komunikator untuk memahami situasi di lingkungan perkantoran.
-       Kematangan tingkat emosional
Ialah kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosinya, sehingga tetap dapat melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di kedua belah pihak.
-       Berorientasi kepada kondisi psikologis komunikan
Artinya seorang komunikator perlu memahami kondisi psikologis orang yang diajak bicara.
-       Memiliki lingkup pandangan (frame of reference) dan lingkup pengalaman (field of experience) tentang diri komunikan.
Misalnya bagaimana watak atau kebiasaan, bagaimana tingkat pendidikannya, apa makanan kesukaannya, kapan ulang tahunnya, dan sebagainya. Pengetahuan dan pengalaman tentang hal-hal tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk berkomunikasi secara bijak.


DAFTAR PUSTAKA

·         Daryanto. 2011. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
·         Rakhmat, Jalaluddin. 1993. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
·         Suranto AW. 2006, Komunikasi Efektif Untuk Mendukung Kinerja Perkantoran (http://www.google.com/komunikasi/2006).
·         Brata, Atep Adya. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo.
·         Tan, Alexis.  1981. Mass Communication Theories and Research. Ohio Columbus: Grid Publishing Inc.



[1] (Arnold dan Bowers, 1984; Naisbit. 1984).
[2] Daryanto.2011. Ilmu Komunikasi.Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Hal 138.
[3] Rakhmat, Jalaluddin. 1993. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal 268
[4] “Komunikator disini ialah pengirim pesan, yang dimaksud disini adalah manusia yang mengambil inisiatif dalam berkomunikasi.”  Daryanto.   2011.  Imu Komunikasi. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, hal. 20
[5] Suranto AW, 2006, Komunikasi Efektif Untuk Mendukung Kinerja Perkantoran (http: /www.google.com/komunikas i006)
[6] Diskusi Panel ialah diskusi yang terkontrol dalam pembawaannya.
[7] Brata, Atep Adya. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo, hal 56-57
[8] Rakhmat, Jalaluddin. 1993. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal 289
[9] Tan, Alexis.  1981. Mass Communication Theories and Research. Ohio Columbus: Grid Publishing Inc, hal 105

Komentar

Postingan Populer